Langsung ke konten utama

Penggunaan Formalin di Pasar Ikan Rejomulyo Semarang Nihil

Sampai November bahkan Desember 2014 pun formalin masih ditemukan pada banyak produk makanan yang beredar di Indonesia, GILA BENER...!! Berita ini sengaja dimuat buat informasi masih susahnya KEAMANAN PANAGN ditegakkan di Indonesia, SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB..???

SUMBER RRI.CO.ID, silahkan simak, ini salah satu berita formalin pada produk perikanan, jadi saya comot saja, untungnya pas SIDAK ini hasilnya NIHIL, tapi silahkan GOOGLING saja dan silahkan baca banyaknya penemuan formalin pada produk makanan...

Semarang : Direktur Pengolahan Hasil Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Abdul Rokhman memimpin langsung pengawasan penggunaan bahan kimia berbahaya jenis formalin pada ikan di Pasar Ikan Rejomulyo Semarang, Rabu (12/11/2014) malam.

Saat berada di pasar ikan terbesar di Kota Semarang, Abdul Rokhman meminta sejumlah staf yang mendampinginya untuk mengambil contoh ikan segar dari lapak pedagang agar bisa diperiksa apakah mengandung formalin atau tidak.

Staf dari Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan kemudian mengambil masing-masing satu ekor ikan kembung, ikan tiga waja, dan cumi-cumi untuk kemudian dicek oleh beberapa petugas Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan Semarang.

Hasil pengecekan petugas dengan menggunakan alat khusus pada dua contoh jenis ikan dan cumi-cumi yang diambil secara acak dari pedagang tersebut tidak menunjukkan ada kandungan formalin.

Abdul Rokhman mengatakan bahwa monitoring penggunaan formalin pada ikan yang dijual para pedagang di Kota Semarang ini dilakukan dalam rangka Bulan Mutu Perikanan selama November 2014 untuk menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya mutu serta keamanan hasil perikanan.

"Inti dari program yang dicanangkan Menteri Kelautan dan Perikanan RI pada 19 Oktober 2014 adalah menyadarkan masyarakat, termasuk pelaku usaha dan konsumen tentang arti mutu serta jaminan keamanan bagi kesehatan masyarakat," katanya.

Ia menjelaskan bahwa formalin yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika dikonsumsi itu sekarang banyak disalahgunakan sebagai pengawet bahan makanan termasuk hasil perikanan.

"Jika dikonsumsi manusia, formalin dapat menyebabkan kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan saraf pusat, dan ginjal, serta penyebab kanker jika telah terakumulasi dalam jumlah yang cukup banyak," ujarnya.

Menurut dia, ciri-ciri ikan segar tanpa formalin adalah warna insang merah terang, berbau amis segar, mudah busuk, dan dihinggapi lalat.

Terkait dengan masih maraknya penyalahgunaan formalin pada hasil perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah bekerja sama dengan komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia dan menghasilkan fatwa MUI Nomor 43 Tahun 2012 yang intinya adalah penggunaan formalin hasil perikanan, haram hukumnya.

Fatwa haram ini juga meliputi orang yang memperdagangkan ikan dan produk perikanan yang mengandung formalin.

"Pengawasan terhadap penggunaan formalin pada hasil perikanan selanjutnya kami serahkan pada pemerintah daerah setempat yang fasilitas dan alat-alat untuk melakukan pengecekan langsung di lapangan akan kami lengkapi," katanya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waspada Bahan Berbahaya di Makanan Anda

Persaingan di dunia industri khususnya indutri makanan dan minuman memang tidak pernah ada habisnya. Para produsen makanan berlomba – lomba melakukan inovasi – inovasi pada produk makanan meraka agar produk yang ia produksi bisa laris dipasaran dan tentunya bisa menarik perhatian para konsumen sehingga para produsen bisa meraih keuntungan yang besar. Akan tetapi banyak para produsen yang curang, demi memperoleh ke untungan yang sebesar-besarnya, mereka rela melakukan apapun terhadap produk yang ia produksi. Salah satunya dengan menambahkan pengawet makanan dan minuman yang bisa membuat produk mereka lebih tahan lama selain itu juga mereka menambahkan zat – zat kimia lain yang juga berbahaya bagi kesehatan. Sebenarnya menambahkan pengawet pada makanan atau minuman adalah hal yang wajar jika menggunakan pengawet yang memang di peruntukan untuk makanan sesuai yang di izinkan oleh BPOM. Akan tetapi ada beberapa produsen yang melanggar peraturan dengan menambahkan pengawet yang s...

Self Reading 1

Self Reading : Semua cuma TITIPAN, bahkan NYAWA atau HIDUPMU pun cuma sebuah titipan, Jadi... Bijaklah menjadi ORANG YANG DITITIPI (Rudi Riyanto)

Minyak Ikan Berpotensi Membantu Penderita Kanker

Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan oleh Jurnal Cancer mengungkapkan kemungkinan suplementasi minyak ikan yang kaya omega 3 dalam membantu penderita kanker mengatasi malnutrisi , yang sering terjadi pada saat kemoterapi. Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Vera Mazurak, dari Universitas of Alberta Kanada menguji 40 pasien dalam studinya.  Sebanyak 16 pasien menerima suplementasi minyak ikan EPA, dan sisanya memperoleh perlakuan standar (tanpa suplementasi). Pengujian terhadap otot skeletal dan jaringan adipose dilakukan dengan menggunakan gambar CT (Computed Tomography). Pengumpulan sampel darah dan penimbangan berat badan dilakukan selama masa kemoterapi. Dari riset tersebut, pasien yang disuplementasi dengan 2,2 g EPA (Eicosapentanoic Acid) setiap hari, mampu menjaga berat badan, massa otot, dan jaringan adipose selama 10 minggu menjalani kemoterapi.  Sementara itu, pasien yang menerima perlakuan standar –tanpa suplementasi, mengalami penurunan berat badan rat...